About Malang, 7 November 2022 - Indonesia juga akan rasakan perlambatan ekonomi global pada tahun 2023 mendatang.
Adanya perlambatan tersebut bisa dirasakan walaupun potensi resesinya yang kecil.
Salah satu ekonom dari Bank Permata, Joshua Pardede mengungkap bahwa pemerintah perlu adanya usaha lebih untuk capai pertumbuhan hinggga 5,3% tahun depan.
Baca Juga: Elektabilitas Bisa jadi Modal Partai Golkar Calonkan Airlangga Hartarto Presiden 2024
“Dari sisi demand permintaan turun, dan produktif sektor ekonomi masih akan ada tantangan yang cukup tinggi, sehingga untuk bisa tumbuh solid 5% mungkin masih ada kerja ekstra dari pemerintah,” ungkap Joshua saat berbincang hari ini 7 November 2022.
Demand yang dimaksud adalah menurunnya ekspor karena permintaan dari mitra dagang utama yaitu Amerika Serikat dan Eropa mengalami penurunan.
Kemudian sektor industri mulai merasakan dampaknya, misalnya sektor tekstil, maupun sektor yang bahan bakunya impor maupun berorientasi ekspor.
Beberapa waktu lalu juga ramai disebut industri tekstil melakukan PHK massal. Tingkat pengangguran, kata Joshua saat ini jauh lebih rendah saat awal pandemi.
Baca Juga: KIB Usung Airlangga Hartarto Sebagai Capres, Pengamat: Kinerja Berakibat Terhadap Elektabilitas
Artikel Terkait
Berperan Penting di Perekonomian, Airlangga Hartarto Ungkap Pemerintah Terus Dorong Industri Sawit Berlanjut
Airlangga Hartarto Miliki Jam Terbang Tinggi dalam Memimpin, Jokowi: Pemimpin yang Harus Kita Pilih
Hasil Survei Indonesia Political Opinion: Elektabilitas Partai Golkar dan Airlangga Hartarto Cukup Bagus
Bertemu Menko Airlangga, Sekjen PBB Mendukung Penuh Presidensi G20 Indonesia
Perpres 125 Tahun 2022 Disebut Mampu Akselerasi Bulog Capai Target 1 Juta Ton CBP, Ini Kata Airlangga Hartarto
Elektabilitas Bisa jadi Modal Partai Golkar Calonkan Airlangga Hartarto Presiden 2024
Hadapi Krisis, Airlangga Hartarto Dorong Substitusi Bahan Bakar Fosil dengan Sawit