• Jumat, 22 September 2023

Menkeu Sebut Ekonomi RI Dihantam Berbagai Faktor Eksternal, Namun Ini yang Jadikan Ekonomi Tetap Tangguh

- Senin, 1 Agustus 2022 | 20:15 WIB
Meskipun masih dalam masa pemulihan menuju pascapandemi, namun konsumsi dalam negerilah yang menjadikan ekonomi Indonesia tetap berkembang dalam masa sulit. (Foto: Pexels/Robert Lens)
Meskipun masih dalam masa pemulihan menuju pascapandemi, namun konsumsi dalam negerilah yang menjadikan ekonomi Indonesia tetap berkembang dalam masa sulit. (Foto: Pexels/Robert Lens)

About Malang, 1 Agustus 2022 - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut bahwa ekonomi Indonesia dihantam berbagai faktor eksternal.

Namun, menurut ekonom Faisal Rachman, satu hal ini yang jadikan ekonomi tetap tangguh.

Meskipun masih dalam masa pemulihan menuju pascapandemi, namun konsumsi dalam negerilah yang menjadikan ekonomi Indonesia tetap berkembang dalam masa sulit.

Baca Juga: LOKER BUMN PT KAI Telah Dibuka Sampai 3 Agustus 2022 untuk Formasi Ini, Penjelasannya Ada di Sini

Sebelumnya, Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa Indonesia saat ini sedang merasakan dampak dari pandemi yang belum selesai, perang Rusia-Ukraina dan juga perlambatan ekonomi negara maju yaitu Amerika Serikat dan China.

"AS, China, Eropa adalah negara-negara tujuan ekspor Indonesia. Jadi, kalau mereka melemah, permintaan ekspor turun dan harga komoditas turun," kata Sri Mulyani dalam suatu kesempatan baru-baru ini.

Berdasarkan data BPS, nilai ekspor Indonesia Januari–Juni 2022 mencapai US$141,07 miliar atau naik 37,11 persen dibanding periode yang sama tahun 2021. Sementara ekspor nonmigas mencapai US$133,31 miliar atau naik 37,33 persen.

Baca Juga: Jelang 2024, Koalisi Indonesia Bersatu Masih Cari Anggota Baru? Ini Kata Pengamat

Namun menurut ekonom Bank Mandiri, Faisal Rachman, perekonomian Indonesia masih ditopang konsumsi dalam negeri yang kuat.

“Indonesia ekonominya cenderung tidak terlalu open. Sekitar 50% lebih ekonomi indonesia ditopang konsumsi dalam negeri. Jadi dampaknya harusnya tidak signifikan ya," kata pria yang akrab disapa Oce ini.

"Ditambah permintaan batu bara tetap kuat ya walau China melambat. Karena permintaan Eropa naik di tengah penurunan impor energi dari Rusia,” lanjut Oce.

Baca Juga: Warganet Ramai-ramai Serang Instagram dan Google Maps RSUD Jombang Usai Diduga Malapraktik: Gak Ramah!

Hal lain yang dikhawatirkan adalah laju inflasi dalam negeri. BPS melaporkan laju inflasi domestik bulan lalu adalah 0,64% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).

Lebih tinggi dibandingkan Juni 2022 yang sebesar 0,61%. Namun secara tahunan (year-on-year/yoy), laju inflasi ter akselerasi.

Halaman:

Editor: Arvendo Mahardika

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X